Bentuk dari LED:
Untuk perhitungan nilai resistansi pada resistor yang terpasang pada kaki anoda yang akan dihubungkan pada vcc sebenarnya menggunakan perhitungan hukum ohm biasa.
R = V/I
dimana R: nilai resistor
V: tegangan sumber- tegangan led (Vcc-Vled)
I: arus yang dilewati oleh led
Misalnya kita ingin mencari nilai resistor untuk LED warna merah yang dapat melewatkan arus sebesar 15mA dengan tegangan led nya sebesar 2V pada Vcc 5V, maka nilai resistor di cari dari rumus di atas seperti berikut ini:
R = V/I = (5V-2V)/15mA = 200 ohm
Bentuk simulasinya bisa dilihat pada gambar di bawah ini:
bisa dilihat dari gambar bahwa led menyala dengan resistor 200 ohm, namun bagaimana kalau nilai resistor diganti?
hal ini dapat menyebabkan nyala led tidak optimal, jika resistan terlalu kecil akan menyebabkan tegangan yang berlebih pada led, sedangkan jika resistan terlalu besar akan menyebabkan nyala led semakin meredup.
dari gambar simulasi di atas dapat dilihat lampu led mati karena nilai resistansi nya terlalu besar.
sedangkan untuk besarnya nilai arus pada setiap warna led (untuk jenis led superbright) bisa dilihat pada tabel di bawah ini:Baiklah,mungkin cukup dulu penjelasan mengenai led ini. InsyaAllah akan dibahas lebih lanjut jika saya sudah mendapat tambahan ilmu (maklum, saya masih dalam tahap belajar). Ilmu ini saya dapatkan dari mas Haviz Setiawan dan mas Peri Indriyanto.
12 komentar:
hhaha, mancaph, nice post.
lhaa pdahal 200 Ohm jg cukup yoo, 120K arus'e yg ngalir cuma 0,025mA laapiee mw nyala yg d butuhin 15mA hhehe.
hehehe,iya coba coba kalo resistor nya diganti jadi apakah..tararengkyu dah coy
jadi apakah gerangan?
berubah bentuk kah?
hhahaha,
ngepek sama nyala lampunya ya gan
apiik laah apikk, hhehe,
ajarin lagi om..
ajaarin opoo je?
hhehe,
ajarin macem macem pokoke
woooow, minta d ajarin yg maceem maceeeem, (negative thingking),
hhahahaha,
eaa eaaa..apa c havis..
apaah tieeh??
wah, kok bawa2 namaQ nih...
Posting Komentar